Selamat Datang Di Blog KAPMI Daerah Jakarta Barat Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia (KAPMI) Daerah Jakarta Barat: Remaja Gasak Gereja, Curi Peralatan Misa

Kesetuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia

Bertempat di SMA Al - Azhar Kebayoran tanggal 04 April 1999 lahirlah sebuah organisasi pelajar yang merupakan gabungan dari tujuh organisasi pelajar di DKI Jakarta

Berlangganan Berita

Sign up to receive latest news

Jumat, 27 Agustus 2010

Remaja Gasak Gereja, Curi Peralatan Misa


Sunguh keterlaluan aksi tiga remaja asal Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur ini, masakan alat-alat misa di Kapela Ledalero dan Carmel Nita di gasak dan dijual dipedagang besi tua.

Gabriel Emilianus (16) pemuda yang drop uot dari sekolah ini mengajak temannya Adriano (15) dan Aryanto (16) yang masih berstatus sebagai pelajar di SD dan SMP untuk mencuri peralatan misa di Kapela Ladalero dan Carmel Nita. Tidak hanya itu, flash disc milik para frader yang berisi materi kuliah yang penting dicuri dan isinya dihapus diganti dengan lagu-lagu.

Barang-barang yang dicuri dari kapela adlah sebuah gong dari kuningan yang dibawa dari Austria, sebuah tabernakel dan sejumlah peralatan misa. Barang-barang itu ditempa sekenanya hingga bentuknya tidak beraturan lagi lalu di jual ke pengepul besi tua senilai Rp. 15.000,-/ kg di daerah Nita dan Rp. 20.000,-/Kg di daerah Maumere.

Kasus ini dilaporkan oleh petugas satpam Ledalore pada 18 Agustus 2010 lalu, dan berdasarkan penyelidikan polisi Emil kemudian di ciduk. Setelah itu, berdasarkan pengakuan Emil, muncul nama Adriano dan Aryanto yang ia libatkan dalam pencurian itu.

Menurut pengakuan Kapolsek Nita Ipda Flavianus Lavi, pencurian terhadap gereja ini merupakan kasus pertama yang pernah terjadi di daerahnya. "Dulu, gereja dibiarkan terbuka sampai malam tak masalah karena tidak ada yang berani yang curi. Fenomena terakhir, ternyata orang tidak lagi takut untuk mencuri peralatan gereja," demikian jelas Ipda Flavianus.

Apa yang terjadi di NTT ini menunjukkan adanya degradasi moral di kalangan anak muda, sehingga mereka sudah tidak lagi menghormati simbol-simbol religius bahkan berani mencurinya. Untuk itu, butuh peran serta orangtua dan para rohaniawan untuk mendidik generasi muda bangsa ini agar menjadi orang-orang yang memiliki budi pekerti yang luhur dan integritas.

sumber : kompas

0 komentar:

Posting Komentar