Selamat Datang Di Blog KAPMI Daerah Jakarta Barat Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia (KAPMI) Daerah Jakarta Barat: Banyak Siswa yang Labil - Pesantren Kilat Ramadan Perkuat Iman

Kesetuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia

Bertempat di SMA Al - Azhar Kebayoran tanggal 04 April 1999 lahirlah sebuah organisasi pelajar yang merupakan gabungan dari tujuh organisasi pelajar di DKI Jakarta

Berlangganan Berita

Sign up to receive latest news

Sabtu, 28 Agustus 2010

Banyak Siswa yang Labil - Pesantren Kilat Ramadan Perkuat Iman

Setiap bulan Ramadan, sejumlah sekolah khususnya yang bernuansa Islami mengisi kegiatan pesantren kilat dengan menyajikan berbagai pengetahuan agama, termasuk sekolah di Medan mulai dari tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) sederajat. Sehingga Ramadan menjadi lebih bermanfaat dalam peningkatan ilmu pengetahuan siswa.

Hal ini juga seiring dengan imbauan Kepala Dinas Pendidikan Medan Drs Hasan Basri yang meminta sekolah mengisi berbagai kegiatan Ramadan sebagai upaya penerapan mata pelajaran agama Islam yang didapatkan siswa di sekolah.


Menurut Hasan, sebagai generasi Islam, semua siswa diharapkan mengikuti kegiatan bernuansa religi yang dilaksanakan pihak sekolah. Demikian pula halnya dengan para guru diminta melakukan pengawasan dan memberikan contoh pada siswa terkait berbagai kegiatan yang dilaksanakan tersebut.


Namun bagi siswa yang bukan Muslim diharapkan menghormati dengan cara menahan diri untuk tidak mengonsumsi makanan di depan mereka yang sedang melaksanakan ibadah puasa.


Untuk memenuhi kesempatan pemenuhan kegiatan keagamaan itu, kata Hasan telah dianjurkan bagi sekolah agar membuat program khusus bagi siswa, seperti pesantren kilat, tarawih ataupun tadarus yang bisa dilaksanakan selama satu minggu atau dengan waktu yang disesuaikan pihak sekolah.


Perkuat Iman
Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah Sumut Drs H Ahmad Hosen Hutagalung mengatakan, pesantren kilat bukan hanya sekadar untuk mengisi kegiatan selama Ramadan tapi lebih dari itu juga dimaksudkan memperkuat iman siswa.
Hosen mengaku, pesantren kilat Ramadan (PKR) itu sangat baik sebagai upaya membangun akhlak siswa sejak dini, sebab bisa terbina akhlak dan membangun persaudaraan. Apalagi pesertanya para siswa yang umumnya berusia remaja masih memiliki jiwa yang cukup labil dan sedang mencari jati dirinya.


"Karena masih labil itulah, tidak sedikit berbagai hasutan maupun pengaruh kurang baik yang datangnya dari teman sebaya maupun lingkungan sangat mudah memengaruhinya. Bahkan, tidak sedikit para remaja itu yang akhirnya terjerumus ke dunia hitam akibat tidak adanya pengawasan yang cukup ketat baik dari orang tua maupun pihak sekolah," ujar Hosen kepada Global, Jumat (27/8).


Pria berkacamata yang juga anggota komisi E DPRD Sumut dan Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta Sumut ini berharap melalui Pesantren Kilat Ramadan, hendaknya dapat membentuk jiwa dan iman para siswa, sehingga mereka dapat lebih terarah karena diajarkan materi-materi agama. Selain itu diharapkan juga mereka dapat lebih mengontrol dirinya untuk tidak terjerumus ke dunia hitam, meskipun pelaksanaannya hanya singkat.


"Dengan adanya pesantren kilat, siswa diharapkan lebih mampu dan mandiri dalam beribadah serta semakin mantap menjalankan ibadah-ibadah wajib dan sunat," ucapnya seraya menyebutkan, setiap bulan Ramadan tidak sedikit orang yang memanfaatkannya untuk introspeksi diri dan menjadikan jalan dalam meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.

Calon Pemimpin Bangsa
Hal yang sama diungkapkan Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Drs Salmi Effendi. Kepala sekolah SMA negeri yang terketak di Jalan Pelajar Medan ini menilai, pesantren kilat Ramadan sangat penting diterapkan, sebab sebagai bekal iman mereka untuk menjadi insan yang baik selaku calon generasi penerus bangsa.


Menurutnya, kegiatan yang sudah masuk dalam kalender pendidikan ini diharapkan dapat meningkatkan keimanan, akhlak serta disiplin para siswa. Sebab sebagai calon pemimpin harus paham agama, sehingga nantinya bisa menjadi pemimpin yang diridhoi Allah SWT dan sesuai dengan ajaran agama serta takut melakukan perbuatan yang dilarang agama.


Salmi menambahkan, kegiatan Pesantren Kilat Ramadan yang dilaksanakan selama 5 hari (12-16 Agustus) ini diisi dengan pengetahuan dan pemahaman tentang Islam bagi siswa. Sehingga pemantapan akidah ditanamkan kepada para siswa untuk lebih taat lagi.


Dalam kegiatan PKR tersebut, siswa bisa mengetahui tentang pemahaman agama, sebab diisi dengan ceramah agama, pengetahuan tentang shalat, termasuk shalat jenazah.


Berdasarkan pengalaman bermasyarakat, anak-anak sekarang ini sudah sangat jarang yang bisa memandikan jenazah orang tuanya, jika meninggal. Karena itu, hal ini menjadi sangat penting untuk dipelajari dan dipahami.

Sejak Dini
Demikian juga di SD Harapan 1 Medan yang sudah menerapkan PKR bagi para siswanya sejak dini sebagai upaya penanaman iman dan takwa seiring perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang semakin canggih.


"Ilmu pengetahuan dan teknologi penting, tapi itu harus diimbangi dengan imtak sebagai dasar sekaligus bekal untuk membentengi diri terhadap berbagai perubahan dan perkembangan zaman," ujar Kepala Sekolah SD Harapan 1 Medan, Parlindungan Lubis SPd kepada Global di sekolah tersebut Jalan Imam Bonjol Medan.


Dalam melaksanakan ibadah puasa, SD Harapan 1 Medan, kata Parlindungan menggelar pesantren kilat bagi 96 siswa kelas 6 selama 3 hari (13-15 Agustus) yang diisi dengan berbagai kegiatan ibadah, seperti baca Al Qur'an, shalat berjemaah dan pemahaman disiplin, kemandirian, dengan instruktur dari majelis manajeman qalbu (MMQ).


Menurutnya, pemahaman agama sangat penting diberikan bagi anak-anak sejak dini, sehingga bisa memilih-milah antara yang baik dan yang harus ditinggalkan sesuai tuntutan zaman natinya.


Dengan Pesantren Kilat Ramadan ini, lanjut Parlindungan diharapkan dapat meningkatkan imtak dan wawasan pelajar untuk lebih mandiri, disiplin dan peduli lingkungan.


Namun dalam melaksanakan puasa ini, Parlindungan meminta hendaknya hal itu tidak mengurangi aktivitas maupun produktivitas dalam keseharian, tapi justru diharapkan bisa meningkat dengan menambah kegiatan ibadah, sebagaimana yang dilakukan Rasullah Nabi Muhammad SAW.


"Diharapkan dengan adanya pesantren Ramadhan ini menjadi salah satu moment mencetak anak-anak bangsa yang beriman, berilmu dan beramal dengan penuh ketakwaan dan akhlaqul karimah," ujar Parlindungan.
Bersyukur
Senoarie Pamungkas, siswa SMP Al Ulum Medan mengaku, kegiatan pesantren yang diikuti di sekolahnya selama 3 hari samasekali tidak memberatkan dirinya, mekipun harus menahan kantuk setelah melaksanakan sahur dan shalat Subuh.


Bagi Ari, panggilan akrab remaja pria kelas 2 ini menyatakan rasa puas dan senang bisa mengkuti pesantren kilat ini, sebab selain lebih memahami banyak tentang ajaran agama, juga lebih meningkatkan keimanannya serta dapat memberikan rasa kesadaran bersyukur atas rahmat Allah.


Menurutnya, pada kegiatan ini juga memberikan rasa tanggungjawab sebagai siswa maupun anak karena mendapatkan kesempatan belajar. Sebab masih ada anak-anak lainnya yang tidak punya kesempatan untuk belajar.


"Lebih penting lagi, melalui pesantren ini kita bisa meningkatkan keimanan kepada Allah SWT yang selama ini sering dilalaikan para remaja," ucap Arie.


Berbagai tanggapan dan alasan yang disampaikan di atas, pada dasarnya bertujuan untuk memperkuat iman para siswa-siswa dan harus menguasai iman dan takwa (imtak) serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dengan memiliki Intelegensi Guestion (IQ), Emosional Question (EQ) dan Spriritual Question (SQ) yang pada akhirnya berguna untuk ke depannya dan akhirat.

0 komentar:

Posting Komentar